undefined
undefinedundefined
Secangkir kopi itu, sesuatu yang membangkitkan kerinduan. Rindu yang sama pekatnya seperti warna asli kopi. Ketika kita sudah mendapatkannya, kita akan berpadu dengan rasa rindu yang membuat kita ingin menikmatinya secara perlahan. Tidak menyia-nyiakan sampai tetes terakhir. (The Coffee Memory)
Seperti aku malam ini. Menyesap perlahan secangkir cappuccino, membangkitkan kerinduan tentang ekspansi Islam yang belum paripurna di benua biru. Menghirup aroma cappuccino dalam-dalam, membangkitkan syaraf imaji-ku yang melanglang ke barat Eropa, menghadirkan medan laga Kahlenberg, yang membuat biji kopi dari kopi favoritku ini lebih dikenal sebagai produk Italia. Padahal sesungguhnya berasal dari biji-biji kopi Turki yang tertinggal di medan perang Kahlenberg, Vienna. Saat ekspansi Islam di benua biru terhenti jeda. Terhenti jeda, karena kelak cahaya Islam kan menerangi bumi Eropa hingga sudut-sudutnya. Itu janji Allah. Jika dahulu Eropa dan Islam pernah menjadi pasangan serasi, maka kelak nanti pun kan kembali mewujud nyata. Dan semoga aku termasuk salah satu dari sekian orang yang kan menegakkan kembali Ad-Dien di benua biru, hingga cahayanya menerangi langit benua biru.
Menyesap cappuccino tetes demi tetes hingga tetes akhir, ketika alarm diri mengharuskanku mengambil jeda untuk berpisah dengan minuman favoritku, menyisakan rindu untuk menyesapnya kembali. Dan ssaat dimana Allah mengijinkan kaki ini memijak bumi Eropa. Saat dimana Allah mengamanahiku menjadi bagian dari orang-orang yang memancangkan panji-panji-Nya hingga berkibar dilangit Eropa, kan ku penuhi dahaga rinduku pada secangkir cappuccino, menghirup kembali aromanya sembari merasakan hawa dingin di atas bukit Kahlenberg, Vienna. Hawa dingin yang menghangatkan, karena bercampur nyala semangat para pejuang dakwah yang kelak kan melihat hamparan kota Vienna berkilauan dengan cahaya-Nya. Kilauan cahaya yang menerangi seluruh langit Eropa. Aamiin Ya Mujiib.
Bukit Kahlenberg, Vienna
Gorontalo,10:08:14_01:51AM
#Saat memutuskan untuk berpisah (semoga kelak bisa menikmatinya kembali) dengan bercangkir-cangkir kopi#
#Saat menghabiskan tetes demi tetes minuman favorit digelas-gelas kopi yang cantik nan unik yang mungkin juga kelak kan merindui teman serasinya#
#Saat seruan dari bumi Eropa semakin jelas terdengar#
#Dan saat merindui Vienna#
Arsitek Peradaban,
.::RahmahArchivienna::
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Keep writing